Bahaya Mie Instan Bagi Kesehatan

Bahaya Mie Instan Bagi Kesehatan

Bahaya yang mengintai seharusnya membuat setiap orang waspada.
Mie instan
Mie instan, via tribunnews.com.

Mi instan merupakan salah satu makanan cepat saji dan murah yang menjadi pilihan bagi kebanyakan orang yang tidak mau ribet dalam memasak. Proses pembuatan yang mudah memungkinkan setiap orang membuatnya meskipun tidak terbiasa memasak. Rasanya tidak perlu diragukan, berbagai varian rasa tersedia. Mulai anak-anak hingga orang tua pun menyukai rasanya. Di balik rasanya yang enak, mi instan mengandung bahaya yang siap mengintai Anda.

Bahaya yang mengintai seharusnya membuat setiap orang waspada. Kemudahan dan rasa enak yang ditawarkan mi instan membuat banyak orang yang menyediakan stok mi instan dalam jumlah banyak. Bukannya tidak disarankan untuk dimakan melainkan ada dampak negatifnya sendiri apabila dimakan terlalu sering.

Mungkin banyak cerita miring soal mi instan berlebihan yang Anda dengar atau baca di berbagai media. Lantas apa saja akibat yang ditimbulkan dari konsumsi mi instan berlebihan? Kali ini saya akan membahasnya di artikel ini.

Bahaya Mie Instan Bagi Kesehatan

Risiko Tinggi Penyakit Kanker

Kanker adalah risiko paling teratas dari konsumsi mi instan berlebihan. Tidak biasa dipungkiri, kanker adalah salah satu penyakit paling mematikan. Mi instan memberikan tekanan berlebihan pada sistem pencernaan yang memaksa kinerjanya menurun. Beberapa bahan kimia dan pengawet pada mi instan pun sebenarnya bersifat karsinogenik.

Kerusakan di Jaringan Otak

Penumpukan zat-zat kimia yang berbahaya bagi kesehatan adalah hasil dari konsumsi mi instan yang berlebihan. Lama-kelamaan transmisi sinyal di dalam otak akan mengalami penurunan. Bahayanya, ini akan memicu penyakit lainnya seperti stroke dan kelumpuhan.

Obesitas dan Kegemukan

Meski terlihat sebagai makanan yang sederhana, mi instan mengandung bahan-bahan kimia yang sulit untuk dicerna. Akibatnya bahan-bahan yang tidak dapat dicerna akan menjadi retensi (zat akan tertahan dalam tubuh).

Kerusakan Organ Tubuh

Sebagai bahan makanan yang mengandung pengawet makanan untuk mempertahankan rasa dan bentuknya hingga waktu yang lama, mi instan mengandung bahan anti beku. Bahan ini dapat merusak hati, ginjal, jantung, dan juga sistem kekebalan tubuh.

Junk Food

Mi instan hampir tidak memiliki nutrisi selain karbohidrat dan lemak yang banyak. Sehingga, dapat dianggap sebagai junk food yang padat dengan kalori dan berdampak negatif pada tubuh jika dikonsumsi terlalu sering.

Gizi Buruk

Dalam jurnal Nutrition Research and Practice yang diterbitkan pada tahun 2011, dijelaskan konsumsi mi instan akan menyebabkan tubuh mengalami kelebihan lemak dan garam serta kekurangan kalsium, protein, zat besi, vitamin C, dan vitamin A yang justru dibutuhkan tubuh. Ketidakseimbangan inilah yang menyebabkan gizi buruk.

Adanya MSG

Monosodium glumate atau MSG adalah salah satu bahan untuk meningkatkan rasa pada mi instan. Kenyataanya, ada orang-orang yang kadang tidak sadar memiliki alergi terhadap MSG. Hasilnya, mereka akan merasakan menderita seperti rasa terbakar, panas di dada, nyeri, sakit kepala dan kemerahan pada wajah.

Tinggi akan Natrium

Mi instan memiliki kadar natrium yang tinggi. Akibatnya, timbunan natrium yang besar di dalam tubuh akan mendatangkan penyakit seperti stroke, kerusakan ginjal, hipertensi, dan penyakit jantung.

Gangguan Metabolisme

Metabolisme yang baik dalam tubuh akan membentuk kekebalan tubuh. Konsumsi mi instan yang terlalu sering akan mengikis kekebalan tersebut melalui bahan kimia yang dikandungnya.

Berisiko Keguguran

Jika Anda seorang ibu yang sedang mengandung sang buah hati, pastikan untuk tidak sering mengonsumsi mi instan. Bahaya mi instan tidak hanya bagi sang ibu tetapi juga bagi bayi yang ada di dalam rahim karena bahan baku mi instan akan mempengaruhi perkembangan janin.

Mengingat banyaknya dampak negatif mengonsumsi mi instan, sudah seharusnya bagi kita semua mengurangi konsumsi makanan ini. Karena yang menjaga kesehatan kita sendiri adalah kita sendiri. Dan jangan lupa rutin mengonsumsi makanan sehat.