Gejolak Setelah Wisuda

Gejolak Setelah Wisuda

Maraknya persaingan dunia kerja membuat sebagian orang tua tentunya menginginkan anaknya untuk memiliki kemampuan lebih demi memasuki dunia kerja.
Gejolak Setelah Wisuda
Gejolak Setelah Wisuda

Maraknya persaingan dunia kerja membuat sebagian orang tua tentunya menginginkan anaknya untuk memiliki kemampuan lebih demi memasuki dunia kerja. Tak jarang, orang tua memilih jalan untuk menyekolahkan anaknya pada tahap yang lebih tinggi, yaitu perkuliahan. Dengan status mahasiswa, maka anak tersebut akan terlihat memiliki kemampuan yang tinggi, dan tentunya harapan orang tua dapat memperoleh pekerjaan yang layak.

Akhir dari proses kuliah tentunya lulus atau dalam kata lain wisuda. Namun, tak jarang beberapa mahasiswa mengatakan tidak ingin cepat wisuda karena takut menganggur. Hal ini menjadi momok dalam dunia perkuliahan, pasalnya untuk pendidikan vokasi masa perkuliahan yaitu tiga tahun, dan strata-1 (S1) masa perkuliahannya empat tahun. Jika melebihi dari masa perkuliahan yang ditetapkan, maka pihak kampus harus mencari cara bagaimana supaya mahasiswa tersebut dapat cepat lulus dan meminimalkan kejadian yang serupa.

Lalu, apa alasan mahasiswa takut untuk cepat wisuda dan takut menganggur? Hal itu karena ketatnya persaingan membuat diri seorang wisudawan menjadi bergejolak. Pada hari  wisudanya,  tentu merupakan hari bahagia, karena dirinya telah menyelesaikan tanggung jawab. Setelah waktu wisuda berlalu, maka dirinya akan dihadapkan pada status “pengangguran”.

Jika menganggur dalam waktu tidak terlalu lama mungkin tidak masalah bagi sebagian orang, namun jika menganggur berlarut—larut, hal ini akan menjadi tekanan batin bagi orang tersebut maupun orang tuanya. Pasalnya, ia menyandang status “pengangguran terdidik” yang menghabiskan waktu 3-5 tahun demi kuliah, uang ratusan juta rupiah hanya untuk “menambah kata belakang pada nama”.

Ada pula, mahasiswa sebelum meninggalkan status mahasiswanya, telah mempersiapkan diri untuk masuk ke dalam dunia yang lebih luas, sehingga dirinya mengembangkan skill yang dimiliki bahkan sampai freelance selama masa perkuliahan. Mahasiswa tipe seperti ini memiliki rasa takut menjadi pengangguran yang kecil, karena dirinya sudah menjalin relasi dan bekerja sejak kuliah. Bahkan, wisuda merupakan hal yang didambakannya karena dia dapat bekerja tanpa terbatas oleh jadwal kuliah maupun praktikum dan ujian lainnya.

Mahasiswa yang memiliki jiwa bisnis yang tinggi (terlebih mahasiswa jurusan bisnis) juga telah memulai bisnisnya pada masa kuliah. Hal ini untuk meminimalkan ketakutan menjadi pengangguran karena dirinya telah memiliki bisnis yang menjanjikan dan tugasnyalah untuk mengembangkan bisnis tersebut.

Tipe mahasiswa tergantung dari kebiasaannya, maka setelah wisuda pun tergantung pada seseorang tersebut apakah akan pengangguran atau telah mempersiapkan batu loncatan. Jadi, apakah wisuda itu didambakan?